Kamis, 27 Desember 2007

SHALAT KHUSYU: MENSTABILKAN KADAR KORTISOL

Bagaimana shalat ditinjau dari sisi kesehatan?
Ditinjau dari sisi kesehatan, shalat itu ibarat meditasi. Meditasi ideal. Ketika meditasi, seseorang harus mencapai keadaan antara tidur dan sadar. Di dalam shalat kita disuruh khusyu dan khudur sekaligus. Khusyu itu seperti konsentrasi penuh, khudur itu artinya hadir/sadar. Jadi antara kedua keadaan ini orang tidak tidur. Dengan membaca surah-surah dalam shalat dan bergerak, dia tidak tidur. Karena jika tertidur maka meditasinya itu tidak ada artinya. Jadi tujuan meditasi itu mengkondisikan otak kita dalam posisi mencapai gelombang teta. Teta itu adalah gelombang neurotransmiter (penghantar terhadap rangsang ke otak). Gelombang teta ini gelomba+ng ideal di mana seseorang dalam keadaan rileks. Dan puncak kreatifitas manusia itu ada dalam gelombang teta. Makanya, ketika seseorang lupa akan sesuatu, ketika shalat mendadak ia akan mengingatnya. Misalkan seseorang lupa menaruh kunci. Lalu dia shalat, maka acapkali dia akan mengingatnya. Tapi ini bukan dalam arti shalat untuk mencari kunci.
Jadi ketika seseorang bekerja dan mengalami situasi pelik, lalu dia mengambil wudlu dan mendirikan shalat, setelah shalat maka kita akan fres kembali. Dengan satu syarat bahwa shalat kita benar-benar khusyu. Jadi shalat ini adalah proses meditasi yang paling sempurna karena memenuhi syarat-syarat meditasi yang sebenarnya. Itu dari aspek psikologis.
Kemudian dari aspek fisik, orang yang melakukan shalat itu menggerakkan seluruh bagian tubuh, sehingga seluruh sendi dan otot-ototnya bergerak dan menjadi lentur. Lalu gerakan dalam shalat ini juga merangsang otot-otot dan jantung serta otot kita, sehingga bila otak seseorang dalam keadaan stagnan, maka akan kembali fresh.
Apakah shalat bisa membantu seseorang untuk sembuh dari sakit?
Saat ini saya mengembangkan metode smart feeling. Jadi saya mengembangkan sebuah metode di mana seseorang yang menjalani pengobatan, baik untuk menyembuhkan penyakit atau peningkatan status kesehatan itu dengan beberapa cara. Salah satunya dengan ibadah. Saya selalu nasehatkan kepada pasien saya agar shalat khusyu.
“Shalat khusyu? wah sulit sekali?” keluh mereka. Tapi saya selalu bilang bahwa syarat utamanya adalah jangan tergesa-gesa. Karena shalat yang tergesa-gesa tidak akan memberikan keseimbangan pada hormonal di tubuh kita. Jadi bila ada orang yang sakit lalu menjalani proses penyembuhan yang sempurna, yaitu minum obat, mengontrol makan, mengoptimalkan ibadah dan berdoa kepada Allah, saya jamin insyaallah sembuh. Tapi metode ini jika diterapkan kepada pasien, mereka tidak hanya mendapatkan manfaat yang kecil.
Pertama, saya selalu minta kepada pasien itu agar dia sadar akan tiga aspek dalam pengobatan. Ini adalah dasar dari kesembuhan seseorang dari penyakit. 1) Adalah islam. Orang yang meyakini keislamannya itu ditandai dengan berserah diri kepada Allah. 2) Iman, orang yang beriman akan mempercayai bahwa yang menyembuhkan seseorang dari penyakit adalah Allah. 3) Ihsan. Orang yang ihsan akan yakin bahwa Allah selalu mengawasinya dan Allah dekat dengannya. Dengan ketiga aspek ini, maka orang itu akan bisa lebih mudah menjalani proses penyembuhan. Itu sudah bisa dibuktikan.
Jadi dalam smart feeling itu ada lima metode yang saya terapkan. Pertama, Sehat melalui makanan. Artinya, bila seseorang itu sakit, meski sakitnya kanker, dia perlu mengatur makanannya. Bila dia bisa mengatur pola makannya, kemungkinan berkembangnya sel kangker itu akan lebih kecil. Tadi itu saya sempat diskusi dengan teman-teman, tentang kemungkinan penyakit kanker bisa disembuhkan tanpa obat kimia. Saya jawab mungkin. Penyakit kanker itu muncul karena berbagai faktor yang merusak sel. Bila faktor yang merusak sel itu kita hindari maka tidak ada faktor-faktor baru yang masuk ke dalam tubuh kita yang bisa mempengaruhi pertumbuhan sel kanker tersebut. Sehingga yang masuk ke dalam tubuh kita selalu baik. Contohnya bahan carsinogenik, yaitu bahan yang dipercaya akan memunculkan atau menyebabkan seseorang bisa menderita penyakit kanker. Semisal makanan-makanan yang berwarna dan sebagainya. Kalau kita bisa mengontrol makanan kita maka kita sudah punya 50% modal untuk sembuh dari kanker. Kita yakin bahwa sel kanker itu kan punya umur. Tidak mungkin selama-lamanya sel tersebut ada. Nah, jika ia tidak disuplai dengan bahan-bahan makanan yang bisa menumbuh-kembangkannya, maka dia tidak akan memproduksi sel-sel kanker yang baru. Sementara sel yang lama akan lemah. Ketika sel kanker itu lemah, maka umurnya pendek.
Kedua adalah ibadah. Bila seseorang menjalankan shalat khusyu maka pikiran dan hatinya akan tenang. Itu merupakan kondisi yang kondusif untuk memperoleh kesehatan. Saya rasa semua orang setuju. Ketiga adalah doa. Ini seringkali dilupakan oleh seseorang. Karena ketika seseorang ditimpa penyakit, langkah pertama yang dia lakukan adalah bingung mencari obat. Bukan meminta pertolongan kepada Allah. Misalkan dia sakit kepala atau sakit perut, maka langkah pertamanya adalah bingung cari obat sakit kepala dan sakit perut. Seharusnya ingat pada Allah dan beristighfar lalu berdoa akan kesembuhan. Ini insyaallah akan berhasil. Karena meminta langsung kepada Yang Maha Penyembuh.
Keempat adalah memperbaiki lingkungan. Karena lingkungan itu sangat mendorong sehat-sakitnya seseorang. Nabi sendiri sudah mengingatkan, bagaimana kita tidak boleh buang air besar di atas air yang tenang semisal danau.
Lingkungan ini ada dua, lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik itu seperti jangan buang air sembarangan dan selalu membersihkan halaman. Sementara yang sosial adalah keluarga. Bila keluarga seseorang kacau balau, saya yakin badannya tidak akan sehat.
Kelima adalah tibbun nabawi, obat-obat atau cara-cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan kelima faktor ini, insyaallah orang tersebut akan sembuh dari penyakitnya.
Apakah shalat juga bisa menyembuhkan impotensi?
Saya yakin bisa, baik dari aspek rohani maupun medis. Salah satu sebab munculnya penyakit impotensi itu karena persoalan psikologi, spiritual atau aspek sosial.
Impotensi itu ada dua macam, organis dan psikologis. Pertama, impotensi yang disebabkan karena faktor organ itu sendiri, tubuhnya mengalami gangguan. Misalnya penderita kencing manis yang lama. Penderita tekanan darah tinggi yang lama. Penderita penyakit jantung, stroke dan ginjal. Ini semua menyebabkan terjadinya impotensi. Tapi semua penyakit ini bisa disembuhkan bila seseorang bisa mengerjakan shalat dengan khusyu.
Seseorang bisa mencapai keadaan flow (melayang/ekstase) waktu shalat bila dia bisa memelihara suasana dengan baik, khudur, pikirannya bisa konsentrasi pada Allah: shalatlah seoalah-olah kamu melihat Allah. Tapi jika kamu tidak melihatNYA, maka sesungguhnya Allah melihatmu. Dalam kondisi seperti itu, orang kan dalam kondisi bermesraan dengan Allah. Sehingga secara otomatis hormon-hormon dalam tubuhnya, seperti yang telah dibuktikan oleh Moh. Shaleh (penulis buku Tahjjud), terutama hormon kortisolnya akan mempunyai kadar kortisol yang baik dan seimbang.
Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh ginjal yang mempunyai hubungan mengontrol kadar gula darah. Jika kadar gula darah rendah, maka kortisol bekerja mengubah lemak menjadi gula. Tapi jika normal, maka kortisol ini bagus untuk kesehatan. Sementara jika kadar kortisolnya tinggi, maka biasanya orang itu akan mengalami stres berat. Jadi meski seseorang itu tidak mengkonsumsi gula, tapi kortisol tetap mengubah lemak menjadi gula. Keadaan ini tentu berbahaya bagi kesehatannya. Sehingga lama-lama ia akan menderita kencing manis, karena kadar gulanya tinggi. Selain itu, bila kadar kortisolnya tidak terkendali, bisa menyebutkan penyakit jantung, ginjal, liver termasuk juga impotensi.
Semua penyakit-penyakit organis tersebut bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit impotensi. Sehingga dengan dengan shalat khusyu ia akan bisa meminimalisir penyakit yangia derita. Hanya saja, khasiatnya tida seperti orang yang minum cildenafil (obat perangsang?). hehehe. Karena bila minum cildenafil orang itu akan bisa langsung berereksi. Tapi bila melalui shalat, ini bertahap. Dimulai dari merubah kebiasaan hidup, memperbaiki diri dan shalat khusyu dengan jangka waktu yang lama, insyaallah akan memberikan efek positif terhadap kesehatan orang tersebut.
Bagaimana dengan daya tahannya?
Ejakulasi dini itu berhubungan dengan pikiran, biasanya karena mengalami kecemasan yang sangat tinggi. Nah, kecemasan ini bisa diatasi dengan shalat. Karena shalat bisa membuat pikiran menjadi tenang. Tapi kembali lagi, kita harus ingat bahwa shalat yang dimaksud adalah yang khusyu dan tuma’ninah.
Bila daya tahan kesembuhannya bagaimana?
Bila seseorang menggunakan cildenafil, itu sekali minum untuk sekali pakai. Tapi jika orang menjalankan pengobatan secara tradisional, khususnya dengan shalat dan atau ibadah yang baik lainnya, ini bisa jangka panjang. Dia akan bisa lama menikmati hasilnya. Dan yang terpenting untuk menjadi perhatian kita saat ini adalah kita harus meminimalkan minum obat kimia. Artinya jika tidak perlu meminum obat kimia, sebaiknya jangan minum. Tapi jika terpaksa, ya apa boleh buat? Di klinik saya tidak ada obat kimia. Satu tetes pun tidak ada.
Jadi jika seseorang bisa menjalankan ibadah dengan baik, shalatnya khusyu, maka dia akan jarang mengindap penyakit. Kalau sakitnya jarang maka tidak perlu meminum obat kimia. Alhamdulillah saya sudah 4 tahun ini tidak pernah meminum obat kimia satu tablet pun. Bahkan vitamin c saja, saya tidak mau. Tablet-tablet yang terbuat dari zat kimia saya tidak mau. Selama empat tahun ini, saya sudah bisa mengatasi masalah kesehatan saya tanpa zat kimia. Nah ini harus disebarluaskan.
Soal kelangsingan tubuh, saya tidak menganjurkan untuk melakukan diet. Saya tidak suka diet ketat. Karena Nabi tidak pernah melarang ummatnya untuk makan. Jadi jika ada orang sakit, misalkan kencing manis, dia tidak perlu khawatir untuk makan makanan yang menyebabkan memperparah kondisi tubuhnya. Karena Nabi menganjurkan makanlah makanan sekedar untuk menegakkan tubuhmu. Apa bila masih kurang, maka sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga udara. Itu prinsip dalam islam. Jika itu dijalankan, maka tidak akan ada orang yang kegemukan.
Apakah ada penelitian tentang keberhasilan dari anjuran Nabi itu?
Kita nanti akan menelitinya. Tapi saya yakin ini akan berhasil dan bermanfaat. Coba saja lihat ulama-ulama yang tua-tua. Mereka masih bisa sehat daya ingatnya juga tajam, itu karena apa?
Bila menghadapi makanan kita harus khusnudzon (berbaik sangka). Artinya, masyarakat saat ini kan banyak yang menderita penyakit, sehingga setiap dia akan makan sesuatu yang diingat adalah ancaman akan timbulnya penyakit baru dan atau kambuhnya penyakit lama. Misalkan jika kita makan sate kambing, maka yang kita ingat adalah darah tinggi. Makan kacang yang kita ingat asam urat dan setrusnya. Nah, karena dia berburuk sangka terlebih dahulu terhadap makanan tersebut, maka ketika dia makan sedikit Allah memberinya penyakit. Nah kita tidak boleh berprasangka buruk pada makanan. Kita ikut sunnah rasul, makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Sederhananya, janganlah menuruti nafsu kita.

Wawancara dengan Dr. Moh. Ali Assegaf
Adib Minanurrachim
Dimuat di SC Magazine Vol I

Tidak ada komentar: