Selain menjadi trainer shalat khusyu, Abu Sangkan adalah seniman. Ini terbukti dengan buah karyanya dalam bentuk album. Seperti dalam setiap karya lukisnya, album yang ia beri judul Sang Sabda ini penuh nilai-nilai spiritual.
SANG Sabda adalah cipta rasa Abu Sangkan yang terejawantahkan dalam keheningan pemikiran. Sebuah karya seni yang berangkat dari telaah mendalam terhadap Al-Qur’an dan pengalaman sepiritualnya. Ini seperti yang tergambar dalam setiap syair yang terdapat dalam sembilan judul lagu dalam album tersebut. Di antaranya adalah Singgah di Rumah Nabi, Citra diri, Di Atas Jiwa, Menembus Asry, Nabi Yusuf, Tahajjud, Pujiku Untuk-Mu, Taubat dan Mars Shalat.
Dalam sebuah wawancara dengan SC. Magazine, Abu Sangkan menguraikan beberapa kandungan lagu dalam album Sang Sabda. “Dalam lagu Singgah Di Rumah Nabi, ini tercipta setelah saya memperoleh inspirasi di Bulan Ramadhan. Saat itu tepat tengah malam tanggal 27 Ramadhan, hati ini tiba-tiba merasa rindu kepada Rasulullah. Suasana ketika saya berada di Makkah, seolah menyeruak dalam jiwa saya. Bahkan saya merasa tidak berada di makam Nabi Muhammad SAW, tapi di rumah beliau. Hingga hati saya merasa tunduk dan bershalawat Allahuma Solli ‘ala Muhamad,” jelasnya.
Sementara mengenai Citra Diri, lelaki yang telah dianugerahi tiga putra ini mengatakan bahwa lagu ini adalah keinginan diri sebagai manusia yang tidak ingin diremehkan, meski itu dari malaikat. Ini tampak dari syair lagunya yang berangkat dari kisah malaikat dan setan yang memprotes Allah SWT ketika memilih manusia sebagai khalifah di dunia. “Mengenai Citra Diri ini, saya juga agak ingin membuktikan kepada malaikat, bahwa manusia adalah makhluk yang tidak boleh diremehkan. Lebih dari itu semua, saya ingin mengatakan bahwa sebagai makhluk, malaikat tidak pantas memprotes Sang Kholiq.”
Lebih jauh, mengenai Citra Diri, Abu Sangkan tampak sepemikiran dengan Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tulisannya yang berjudul Mengembangkan SDM. “Seandainya malaikat yang hanya memiliki sikap patuh atas perintah Allah menjadi khalifah di bumi, maka mereka tidak akan pernah mengambil inisiatif. Selama Allah tidak memerintahkan mereka melakukan sesuatu, maka mereka hanya berdiam diri. Karena mereka bukan makhluk yang memiliki inisiatif dan tanggung jawab dan bukan makhluk yang diberi potensi untuk dapat mengetahui hukum-hukum, sifat dan fungsi alam,” tulis Quraish Shihab yang dimuat majalah ini pada edisi perdana bulan Juli lalu.
Sementara itu, dalam beberapa judul lagu lainnya seperti Di Atas Jiwa, Menembus Arsy, Nabi Yusuf, Tahajjud, Pujiku Untukmu dan Taubat, ada nuansa cinta ilahi yang hendak disampaikan Abu Sangkan ke para pendengar. Dalam beberapa lagu ini, Abu Sangkan tampak hendak mengatakan bahwa cinta Allah kepada manusia adalah anugerah yang sangat besar dan begitu ia harapkan selama ini. Karena hanya dengan cinta dan kasih sayang dari Sang Khaliq, manusia bisa lepas dari segala beban kehidupan. Lebih jauh, hanya dengan kasih sayang Allah manusia bisa lolos dari segala dosa yang dia perbuat selama di dunia. Sementara untuk memperoleh cinta kasih Allah, Abu Sangkan mengajak segenap umat manusia untuk terus-menerus mendalami shalat lima waktu. Ini tampak dari lagu terakhir yang berjudul Mars Shalat. Dalam lagu yang ia ciptakan dengan irama gembira dan ceria ini, pria yang akrab disapa ABS ini mengatakan bahwa shalat khusyu yang selama ini sangat sulit dicapai sebenarnya sangat mudah. Lebih jauh, menurutnya, shalat adalah meditasi tertinggi dalam Islam dan merupakan wahana istimewa yang bisa menemukan manusia dengan Tuhannya. “Dalam shalat kita bisa berdialog langsung dengan Dzat Yang Maha Sempurna,” katanya sambil tersenyum.
Adib Minanurrachim
Dimuat di SC Magazine Vol II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar